Powered by Blogger.

CB Blogger Lab

PEMBACA

JASA SEO CB

Deal ! Akhirnya Freeport Menyerah Dan Setuju Untuk Lepas 51% Saham ke Pemerintah Indonesia



Perebutan PT Freeport oleh pemerintah Indonesia tampaknya berhasil, terbukti dengan dijualnya dan disetujuinya kesepatakan bahwa Indonesia harus memiliki 51% atau lebih saham PT Freeport untuk menjaga kedaultan bangsa, hal itu telah terjadi, dan tentunya hanya presiden Jokowi yang berani memperlakukan dan melawan Freeport yang sudah lama bercokol di Indonesia ini, meski tidak seluruhnya, ini merupakan langkah besar bagi pemilikan seluruh aset Freeport Nantinya, silahkan disimak dan dibagikan sepasnya,

PT Freeport Indonesia setuju akan melakukan penawaran saham (divestasi) 51 persen kepada pemerintah. Hal itu sejalan dengan Peraturan Pemerintah no.1 tahun 2017 terkait perubahan status Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).

“Mereka (Freeport Indonesia) menerima,” ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan di rapat kerja dengan Komisi VII, Jakarta, Kamis (30/3/2017).

Jonan menjelaskan divestasi 51 persen dari IUPK tidak melanggar aturan. Karena Freeport Indonesia yang mengikuti aturan Kontrak Karya 1991 juga mencantumkan persyaratan penawaran saham tersebut.
“Divestasi itu ada juga tercantum dalam perjanjian Kontrak Karya tahun 91,” jelas Jonan.

Pada pelaksanaannya, saham Freeport akan mengikuti skema yang ada di PP no.1 tahun 2017. Selain itu juga harus melihat kesiapan dari pemerintah saat penawaran dimulai.

“Ini harus jalan 51 persen. Eksekusinya tergantung PP no 1 dan kesiapan pemerintah,” ungkap Jonan.

Jonan menambahkan penawaran saham Freeport dimulai kepada pemerintah pusat. Jika tidak mampu diserahkan kepada pemerintah daerah atau ke swasta nasional, dan opsi terakhir dijual di Bursa Efek Indonesia.

“Ini akan divestasi ke pemerintah pusat, kalau enggak ke pemerintah daerah, kalau enggak ke swatsa, bursa dan lain-lain,” papar Jonan. (sayed) [kbrpol]

Jadi Saksi Ahli di Sidang Ahok, Hamka Haq Membongkar Keburukan Dan Kekacauan di Tubuh MUI


Jakarta - Anggota Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Hamka Haq berbicara soal sikap keagamaan MUI terkait kasus Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Hamka mempertanyakan sikap keagamaan yang dibuat tanpa lebih dulu melakukan konfirmasi atau tabayun.

"Sebelum saya jelaskan itu, gubernur bagian dari pemerintah, jadi MUI harus memandangnya sebagai teman, tidak boleh dia pandang sebagai rival, lawan," terang Hamka memberikan pendapat sebagai ahli yang dihadirkan pihak Ahok dalam persidangan di auditorium Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (29/3/2017).

Hamka mengatakan MUI dibentuk sebagai mitra pemerintah di era Orde Baru. Dia menyebut fatwa-fatwa yang dibuat MUI berkaitan dengan kepentingan pemerintahan dan kelancaran pembangunan.

"Oleh karena itu, bila ada sesuatu yang berkaitan dengan gubernur, MUI seharusnya mengambil tabayun, apa sih salahnya? Kalau sudah memandang sebagai rival, itu beda. Lain niatnya," ujarnya.

Dia menegaskan, dalam mengeluarkan fatwa maupun pendapat dan sikap keagamaan, MUI harus hati-berhati dan melakukan konfirmasi. Dia kemudian mencontohkan Lia Eden dan Ahmadiyah dipanggil MUI untuk proses tabayun.

"Dalam pidana Islam itu, ada praduga tidak bersalah. Nah, seseorang kalau melakukan sesuatu, tidak hanya diukur dari kesengajaannya, tapi diukur juga dari mengapa dia lakukan itu, tidak bisa dijawab oleh video," bebernya.

Hamka menambahkan, video hanya menunjukkan perbuatan, tidak menjelaskan maksud di balik itu. Apalagi kalau latar belakangnya bertentangan.

"Track record itu mengantarkan kita untuk mengambil kesimpulan. Tapi, kalau track record-nya itu bertentangan dengan yang biasa dilakukan, harus dilakukan tabayun," imbuhnya.

Dia mengingatkan tidak boleh ada lembaga yang mengeluarkan keputusan karena di bawah tekanan. Dia mengatakan ada aturan hukum yang wajib dipatuhi.

"Jadi tidak boleh suatu lembaga yang terhormat kalah dengan tekanan-tekanan. Harus mandiri, sesuai dengan aturan hukum," terangnya.

Hamka menambahkan, Indonesia merupakan negara hukum yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Dia menyebut turunan landasan negara itu adalah undang-undang dan keputusan presiden.

"Negara kita negara hukum, negara Pancasila, ada UUD 1945, ada turunannya UU, kepres, dan tidak ada fatwa masuk ke dalamnya," ujarnya.

Dia juga menjabarkan ayat Al-Quran dan hadis yang otomatis berlaku karena dijamin UUD 1945, yaitu soal ibadah. Kedua ayat dan hadis yang berlaku dengan sendirinya karena bagian dari hukum positif, yaitu perkawinan.

"Kategori ketiga adalah ayat-ayat atau hadis-hadis hukum yang tidak diberlakukan karena tidak dianggap sebagai hukum positif, contoh Al-Maidah 38," kata dia.

Hamka mencontohkan soal hukuman potong tangan. Meski ada dalam hadis, tapi tidak digunakan dalam hukum di Indonesia. Dia menyebut Indonesia menggunakan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

"Tentu itu tidak berlaku di Indonesia karena yang berlaku di Indonesia itu KUHP. Karena itu, ayat ini tidak berlaku meski diyakini kebenarannya," katanya.

"Jadi, kalau ada setiap orang yang memasang ayat tidak pada tempatnya, kalau ada orang lain bilang jangan dibohongi pakai suatu ayat, itu bukan penistaan agama," sambung Hamka.

Hamka menyebut begitu juga dalam konteks pilkada. Dia menyebut warga negara Indonesia bebas memilih pemimpin tanpa memandang agama.

"Tidak ada yang mengatakan pilkada sah kalau dijalankan dengan agama masing-masing. Maka, kalau ada muslim yang mau memilih nonmuslim karena dijamin oleh UU, ya tidak jadi masalah," kata dia.

"Maka, kalau tiba-tiba ada orang bilang nggak boleh kamu pilih itu karena itu bukan nomuslim dan kamu muslim, terus dia bilang jangan kamu bohongi pakai Al-Maidah, karena kan ini saya ikuti hukum positif. Jadi ya itu bukan penistaan agama," ujar Hamka.


Hamka Haq: Saya di Sini untuk Bela Pancasila

Hamka Haq menegaskan hadir dalam persidangan bukan untuk membela Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Dia menyebut keterangannya itu untuk membela negara Pancasila.

"Saya hadir di sini bukan untuk membela siapa saja, tapi untuk membela negara Pancasila. Dalam beragama, bagi kita, menyelamatkan agama yang rahmatan lil alamin," ujar Hamka.

Ditemui seusai sidang, Hamka menyerahkan sepenuhnya kepada majelis hakim untuk menimbang kesaksiannya. Dia mengaku membela Pancasila.

"Kalau ada yang meringankan atau memberatkan, itu keputusan majelis hakim," kata dia.

Hamka mengatakan ayat Al-Maidah tidak bisa dikaitkan dengan pilkada. "Ayat Al-Maidah dalam kaitan pilkada bisa berlaku kalau diundangkan, tapi tidak berlaku karena tidak diundangkan," sebutnya.

Hamka Haq menjadi saksi ketiga yang didengarkan keterangannya dalam sidang dugaan penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Ada tujuh ahli yang didengarkan keterangannya pada hari ini.

Ahok didakwa melakukan penodaan agama karena menyebut dan mengaitkan Surat Al-Maidah 51 dengan Pilkada DKI. Penyebutan Surat Al-Maidah 51 ini disampaikan Ahok saat bertemu dengan warga di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, pada 27 September 2016. Ahok didakwa dengan Pasal 156 a huruf a dan/atau Pasal 156 KUHP. 
(ams/fdn)[detik]

Kajian MUI Tak Bisa Dipakai Polisi sebagai Rujukan Usut Kasus Ahok

Anggota Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Hamka Haq, mengatakan, hasil kajian MUI yang menyebut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok telah menghina Al Quran dan ulama bukan merupakan sebuah fatwa.

Menurut Hamka, hasil kajian tersebut sifatnya baru sebatas pernyataan pendapat sehingga tidak bisa dijadikan rujukan atau dasar bagi kepolisian dalam proses hukum kasus Ahok.

Hal tersebut dia katakan usai diminta keterangan oleh penyidik Bareskrim Polri sebagai ahli dari pihak terlapor di Bareskrim Mabes Polri, Kompleks Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta Pusat, Selasa (8/11/2016).

"Tadi ditanya soal fatwa dan pernyataan pendapat. Ini yang lahir dari MUI sifatnya baru pernyataan pendapat, belum fatwa," ujar Hamka.

Anggota Komisi VIII DPR dari Fraksi PDI-P ini menuturkan, jika merujuk pada kelaziman internasional maupun di Indonesia, fatwa bersifat mengikat. Oleh sebab itu, fatwa harus dilaksanakan oleh umat Islam dan pemerintah.

Pernyataan pendapat merupakan dasar untuk pertimbangan kajian lebih lanjut.

"Ternyata yang keluar dari MUI itu baru pernyataan pendapat," kata Hamka.

(Baca: Polisi Tetapkan Lima Anggota HMI Tersangka Kericuhan pada Demo 4 November)

Selain itu, Hamka menjelaskan, pernyataan pendapat oleh MUI itu dikeluarkan secara sepihak tanpa mengundang Ahok sebagai terlapor.

Seharusnya, kata Hamka, MUI memanggil pihak terlapor lebih dulu untuk memberikan kesempatan pihak terlapor melakukan konfirmasi.

"Seharusnya, pihak yang berselisih itu dipanggil dan dikonfirmasi karena Al Quran sendiri memerintahkan itu. Kalau kamu menerima berita dari orang yang diduga fasik, lakukan kroscek, penelitian, caranya panggil semua orang yang diduga terlibat dalam pernyataan itu," katanya. [kompas]
 BNN Tak Bisa Gandeng Malaysia-Singapura Berantas Narkoba

BNN Tak Bisa Gandeng Malaysia-Singapura Berantas Narkoba

Foto: Komjen Buwas/ dok: detikcom

Jakarta - Kepala BNN Komjen Buwas mengeluhkan sikap polisi Singapura dan Malaysia yang enggan diajak kerja sama membasmi narkoba. Menurut Buwas, banyak bandar besar di Malaysia dan Singapura yang menyelundupkan narkobanya ke Indonesia.

"Transit (narkoba) dari Malaysia dan Singapura. Faktanya sampai hari ini saya tak bisa bekerja sama dengan dua negara ini untuk mengungkap jaringan besar secara pembuktian itu ada di Malaysia dan Singapura. Mereka yang membiayai, mendanai adalah di dua negara itu," ujar Buwas di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (31/3/2017).

Buwas menjelaskan, kedua negara tersebut tidak mau diajak kerja sama karena terbentur aturan. Dia mencontohkan, bila BNN berhasil menggagalkan penyelundupan sabu dan diketahui bandar sabu itu dari Singapura atau Malaysia, kedua negara itu tidak bisa membantu karena barang bukti sabu ditemukan di Indonesia.

"Aturan di negara itu mengatakan mereka tak bisa melakukan tindakan walaupun kejahatan ada di negara itu," sebutnya.

Selain itu, dia berkata mafia narkoba saat ini sudah melengkapi diri dengan persenjataan canggih guna melawan balik tindakan aparat. Oleh karenanya, butuh tindakan nyata untuk mencegah narkoba masuk ke Indonesia dari seluruh elemen bangsa.

"Terkahir yang kita ungkap, semua menggunakan senjata pabrikan. AK 47, revolver. Semakin kita gencar, mereka juga (gencar melawan). Bagaimana mengatasi ini, memang kita semua (harus mengambil tindakan), termasuk wartawan," tuturnya.

Selain itu, Buwas menyebut peredaran sabu ke Indonesia terbesar dari China. Setelah dari China, sabu itu transit di Malaysia dan Singapura lalu diselundupkan ke Indonesia.

"Sabu dari Tiongkok. Ini suplai yang cukup besar ke negara kita. Itu selalu ada petanya, bukti, dua negara itu selalu jadi tempat transit," tutupnya.
(gbr/rvk)
Polisi: Sekjen FUI dkk Jadi Tersangka Pemufakatan Makar

Polisi: Sekjen FUI dkk Jadi Tersangka Pemufakatan Makar

Kombes Argo (Arief Ikhsanudin/detikcom)

Jakarta - Polda Metro Jaya menangkap Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al-Khaththath dan empat orang lainnya terkait dengan dugaan pemufakatan makar. Kelima orang tersebut saat ini telah berstatus sebagai tersangka.

"Kalau sudah ditangkap ya berarti statusnya sudah tersangka," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes (Pol) Argo Yuwono kepada wartawan, Jumat (31/3/2017).

Ia menambahkan penetapan tersangka terhadap kelima orang tersebut sudah melalui prosedur. "Ya kalau sudah penetapan tersangka sudah (melalui) prosedur," ucapnya.

Selain Al-Khaththath, polisi menangkap empat orang. Mereka adalah Zainudin Arsyad, Irwansrah, Veddrik Nugraha alias Dikho, dan Mar'ad Fachri Said alias Andre. Saat ini mereka masih diperiksa secara intensif di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

Argo melanjutkan kelimanya ditangkap karena diduga melakukan pemufakatan makar. Mereka berencana menggulingkan pemerintahan yang sah dan menduduki gedung DPR/MPR RI.

"Beberapa kali ada pertemuan, intinya akan melengserkan pemerintah yang sah dan menduduki DPR/MPR," tutur Argo.

Soal masalah apa yang dibahas dalam pertemuan serta di mana dan kapan pertemuan itu berlangsung, Argo belum memerinci. "Kemarin Al-Khaththath kan rilis, di situ kan ada tuntutan," tuturnya.

Lebih lanjut saat ditanya apakah Al-Khaththath cs akan menunggangi aksi 313, Argo belum bisa memastikannya. "Ya nanti kita dalami apakah ada kaitannya dengan aksi 313 ini atau tidak," ucap Argo.
[mei/fjp]

Sekjen FUI Ditangkap, Perwakilan Aksi 313 Merasa Digembosi

Sekjen FUI Ditangkap, Perwakilan Aksi 313 Merasa Digembosi

Foto: Nurin/detikcom

Jakarta - Forum Umat Islam (FUI) merasa aksi 313 digembosi. Ada banyak indikasinya, di antaranya karena Sekjen FUI Al-Khatath ditangkap polisi dengan dugaan makar.

"(Jumlah massa) Masih di bawah (harapan) karena banyak penggembosan ya. Ulama-ulama itu ditangkap buktinya. Sampai jam 6 nanti kita lihat apa yang akan kita putuskan," kata anggota FUI, Ustadz Sambo di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (31/3/2017).

Menurut Ustadz Sambo, upaya penggembosan aksi 313 ada bermacam-macam. Dia menyebut ada kabar bahwa aksi itu tidak didukung oleh sejumlah ulama.

"Dengan dibuat berita bahwa pelaksananya bukan GNPF-MUI lah, dengan tidak didukung oleh habib lah, tidak didukung ulama lah, terus ada ulama yang ditangkap," ucapnya.

Ustadz Sambo menuntut agar Sekjen FUI dan 4 orang lainnya dibebaskan. Dia juga meminta tetap dipertemukan dengan Presiden Joko Widodo meski aspirasinya sudah ditampung oleh Menko Polhukam Wiranto.

"Tuntutan kita kan belum dipenuhi 100%. Kita kan maunya ketemu presiden. Karena kita melihat selama ini presiden selalu mengabaikan tuntutan kita. Sudah 411, 212, 212 jilid 2, sellau diabaikan. Jadi kami tidak ingin diabaikan lagi," ungkap Ustadz Sambo.

Perwakilan massa aksi 313 sudah menyampaikan tuntutan ke Wiranto agar Al-Khatath dibebaskan. Namun, mereka belum puas.

"Kita mau ketemu presiden," pungkasnya.
(imk/fjp)[detik]

Setelah Bu Susi Pudjiastuti,Giliran Sri Mulyani Unjuk Gigi di Dapuk Sebagai Mentri keuangan Terbaik Se Asia



Kalau kemarin penulis menulis tentang bu Susi Pudjiastuti dan bertanya “siapa yang gak kenal bu Susi Pudjiastuti?”,

Maka hari ini penulis ingin bertanya kembali, siapa yang gak kenal bu Sri Mulyani? Sama halnya dengan bu Susi, semua pasti tahu. Bu Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Republik Indonesia pada era pemerintahan SBY (2005 – 2010) dan Jokowi (2016 – sekarang). Yang sebelumnya adalah Direktur Pelaksana Bank Dunia, meninggalkan posisinya untuk kembali mengabdi untuk bangsa dan negara Indonesia.

Tindak tanduk bu Sri Mulyani selama memegang jabatan Menteri Keuangan pun patut diancungi jempol, luar biasa! Baru 6 hari menjabat saja, Sri Mulyani sudah memotong dana sebesar Rp 133,8 triliun yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2016, tak cukup disitu, Tax Amnesty untuk membabat habis para pengusaha kaya nan raya yang selama ini “bermain-main” dengan pajak pun dilakukan. Salut. Tentu dengan hasil yang luar biasa, banyak pengusaha yang mengaku dosa dan hidup tenang sekarang.

“Pak Rosan (Ketua Umum Kadin) hari ini bawa sesepuh juga. Kalau masalah pajak turun gunung semuanya. Karena kalau enggak turun, saya yang datangi gunungnya. Saya yakin ini (kehadiran pengusaha Kadin) akan sangat berguna bagi seluruh rakyat Indonesia dan pada akhirnya akan berguna bagi seluruh jajaran pengusaha Indonesia untuk melihat berbagai peluang dan tambah kesempatan kerja,” kata Sri Mulyani kala itu.

Belum lagi kebijakan serta keganasannya yang menendang JP Morgan Chase Bank sebagai salah satu bank yang dapat menampung dana Tax Amnesty, hal sederhana, karena JP Morgan berani mengusik teritorial Sri Mulyani dalam menata perekonomian Indonesia, tidak sejalan untuk kemajuan Indonesia maka harus out. Sri Mulyani juga melakukan upaya menjaga kestabilan keuangan Indonesia pasca terpilihnya Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump dari kebijakan proteksionis yang dilakukan Trump, dengan menstrategikan penggenjotan di bidang investasi maka dapat memperkuatan perekonomian Indonesia.

“Kita harus memperkuat ekonomi domestik. Makanya sumber pertumbuhan ekonomi, yakni investasi perlu kembali didorong supaya makin berimbang dengan sisi konsumsi. Kita berharap prospek pertumbuhan dari semua sektor investasi, apakah perbankan, pasar modal, BUMN, atau pemerintah sendiri akan ditingkatkan dan diperkuat sehingga menciptakan daya tahan terhadap ketidakpastian ekonomi dari negara lain. Untuk investasi, kita punya kemampuan untuk meng-attrack investor. Ada tren positif realisasi investasi, baik Penanaman Modal Asing (PMA) dan Dalam Negeri (PMDN),” jelas Sri Mulyani.

Menteri Keuangan Terbaik di Asia

Dunia Internasional juga diguncang oleh ibu yang satu ini, bagaimana tidak, dirinya dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik se-Asia tahun 2017 oleh Finance Asia, bersama Menteri Keuangan Korea Selatan Yoo Il-ho dan Menteri Keuangan Filipina Carlos Garcia Dominguez juga berhasil masuk dalam posisi tiga besar. Sri Mulyani dalam hal ini menunjukan dedikasi yang tinggi dan keuletan membenahi perekonomian Indonesia. Perbaikan sistem pajak, penguatan perekonomian Indonesia yang melemah di awal tahun 2016 serta mampu mengurangi target defisit fiskal yang diprediksi menembus angka 3 persen.

“Di enam bulan pertama 2016, pemerintah Indonesia kewalahan. Pendapatan pemerintah turun 5 persen dan kemungkinan adanya defisit fiskal hingga 3 persen tampak nyata. Namun setelah Sri Mulyani duduk di kursi Menteri Keuangan, pemerintah mampu memperbaiki keadaan hingga pada akhir 2016 defisit fiskal hanya 2,5 persen dari PDB,” tulis laporan tersebut.

Sri Mulyani berhasil mengalahkan 7 kandidat lainnya, yang sebelumnya terdapat 10 kandidat Menteri Keuangan terbaik di Asia :
Sri Mulyani – Indonesia
Arun Jaltley – India
Yoo Il-ho – Korea Selatan
Carlos Dominguez – Filipina
Lou Jiwei – China
Heng Swee Keat – Singapura
Sheu Yu-Jer – Taiwan
John Tsang – Hong Kong
Scott Morrison – Australia
Najib Razak – Malaysia

Selain itu, Sri Mulyani juga mendapatkan penghargaan Upakarti Artheswara Adhikarana, yaitu penghargaan sebagai arsitek kebijakan ekonomi dalam beberapa masa kepresidenan Indonesia dari UNNES (Universitas Negeri Semarang).
Jadi Menkeu Terbaik, Jalan Panjang Karier Sri Mulyani

Jadi Menkeu Terbaik, Jalan Panjang Karier Sri Mulyani




Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyambangi kantor pusat Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan jelang berakhirnya program pengampunan pajak pada Senin (27/3/2017). (Liputan6.com/Fiki Ariyanti)

Jakarta , Sejak kembali ke tanah air dan duduk di kursi kabinet pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), nama Sri Mulyani selalu ramai diperbincangkan.

Sebagai Menteri Keuangan, sosoknya terkenal gigih dan punya etos kerja cemerlang. Tak heran apabila banyak pencapaian yang sudah diraihnya termasuk dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik di Asia versi Majalah Finance Asia.

Perjalanan karier yang panjang harus ditempuh Sri Mulyani hingga bisa sampai di titik ini.

Melansir Bloomberg, Rabu (29/3/2017), sejak kecil putri dari pasangan almarhum Profesor Satmoko dan almarhum Profesor Dr Retno Sriningsih Satmoko memang sudah dididik dengan berbagai nilai-nilai kehidupan agar kelak bisa tumbuh sebagai sosok yang berguna bagi masyarakat.

Pepatah "buah tidak jatuh dari pohonnya" cocok menggambarkan bagaimana Sri Mulyani dan kakak adiknya dibesarkan.

Ayah dan ibunya merupakan guru besar Universitas Negeri Semarang. Sejak kecil, pasangan suami istri ini menganjurkan anak-anaknya untuk menjadi dokter, insinyur atau dosen. Alasannya sederhana, ketiga profesi tersebut memiliki reputasi yang baik di lingkungan masyarakat.

Hal inilah yang membuat Sri Mulyani dan saudara-saudaranya tumbuh menjadi orang-orang yang berprestasi dan berpendidikan tinggi. Hebatnya, di bangku sekolah dan kuliah, prestasi mereka selalu menonjol, sehingga biaya sekolah gratis dan mendapat beasiswa kuliah di dalam dan luar negeri.

Mayoritas kakak dan adik Sri Mulyani menyandang gelar master dan doktor. Hanya satu orang yang bertitel sarjana dan seorang lagi bergelar profesor.

Meski profesi mereka beragam, rata-rata mereka juga mengabdikan diri sebagai pendidik sebagaimana ayah-ibu mereka.

Kehidupan yang dilalui Sri Mulyani semasa kecil memang tidak jauh berbeda dengan keluarga pada umumnya. Walau begitu, ia menuturkan ada tiga poin penting yang selalu ditanamkan orang tuanya ketika mendidik anak.

Pertama, mereka dididik untuk selalu bersama dan kompak dalam urusan apapun. Kedua, anak-anak juga dianjurkan untuk aktif dalam kegiatan luar sekolah. Dan yang ketiga, orang tuanya juga selalu menjadikan membaca sebagai kebiasaan dan hobi dalam keluarga.

"Kami memang dibiasakan hidup dengan apa yang kami miliki, tidak berangan-angan yang macam-macam, jujur, tidak mengambil milik orang lain, dan tidak materialistis," ujar Sri Mulyani.

Di bangku kuliah, jiwa sosial dan pemikiran Sri Mulyani mengenai hal-hal berbau politik mulai berkembang. Saat berstatus sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi, ia melihat banyaknya kesenjangan yang dialami mahasiswa yang bukan berasal dari kalangan berada.

"Perasaan dikucilkan itu sangat terasa. Jika Anda bukan salah satu dari orang berpengaruh atau bukan teman mereka, maka jalur karier yang akan didapat pun sangat berbeda. Hal inilah yang menjadi pengaruh kuat bagaimana saya melihat tentang ekonomi dan perekonomian di Indonesia," tuturnya.

Sri Mulyani memang bukan berasal dari kalangan berada. Namun ia mampu membuktikan diri sebagai mahasiswi berprestasi yang bisa mendapat kesempatan untuk berkuliah di luar negeri lewat jalur beasiswa.

Lewat kesempatan yang didapatnya, ia mampu bersekolah hingga jenjang doktor di University of Illinois at Urbana-Champaign, Amerika Serikat di tahun 1998 hingga 1992.

Ia juga pernah menjabat sebagai kepala riset di Universitas di tahun 1998 ketika kerusuhan ekonomi melanda Indonesia.

Perjalanan karier hingga duduki kursi menteri



Menkeu Sri Mulyani memberikan paparan kebijakan Indonesia saat Indonesia Economic Quarterly di Jakarta, Selasa (17/1). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sekembalinya dari menuntut pendidikan di luar negeri, Sri Mulyani bekerja sebagai pengamat ekonomi dan Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI).

Pada 21 Oktober 2004, dia ditunjuk sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia ke-8, pada masa Kabinet Indonesia Bersatu.

Saat Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan perombakan kabinet, Sri Mulyani digeser menjadi menteri keuangan menggantikan Jusuf Anwar.

Pada 2008, dia menjabat Pelaksana Tugas Menteri Koordinator bidang Perekonomian, setelah Menko Perekonomian Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI).

Pada periode 2008-2009, perekonomian dunia terpuruk hingga minus 1,7 persen. Namun pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu bertahan di atas 4 persen.

Masih banyak prestasi yang ditorehkan Sri Mulyani, sehingga ketika purnatugas menjadi Menteri Keuangan ia didapuk sebagai Managing Director dan Chief Operating Officer World Bank.

Hingga akhirnya diminta pulang ke Tanah Air untuk membantu Kabinet Kerja Jokowi-Jk Jilid II sebagai Menteri Keuangan.

Sri Mulyani juga masuk sebagai perempuan paling berpengaruh ke-31 versi majalah Forbes pada 2015. [detik]

Ahli PBNU: rusak negeri ini bila pilih pemimpin berdasar agama,Semua Agama Punya Hak Yang Sama


Rois Syuriah PBNU, Masdar Farif Mas'udi menyatakan, Indonesia merupakan negara kebangsaan yang tidak melarang rakyatnya memilih pemimpin berdasarkan agama tertentu, termasuk pemimpin non-muslim.

Pada keterangannya sebagai ahli agama islam yang dihadirkan tim pengacara Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam sidang lanjutan kasus penistaan agama, hari ini, Masdar menuturkan, pemimpin adil lah yang seharusnya jadi acuan rakyat untuk memilih pemimpin. "Adil itu tidak boleh juga mendiskriminasi rakyatnya berdasarkan SARA, dsb. Negara ini harus mengayomi semua pihak dan sejajar, enggak boleh memilih berdasarkan faktor tertentu, bisa rusak negeri ini," ujar dia usai menjalani sidang di auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, hari ini.

Masdar merupakan saksi ke-5 yang dihadirkan tim pengacara Ahok ke tengah sidang hari ini. Majelis hakim sepakat untuk menghabiskan agenda pembuktian dengan mendengarkan keterangan saksi ahli meringankan hingga pukul 00.00 WIB.

Dalam perkara ini, Ahok didakwa melakukan penodaan agama karena mengutip surat Al-Maidah ayat 51 saat kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu. JPU mendakwa Ahok dengan dakwaan alternatif antara Pasal 156 huruf a KUHP atau Pasal 156 KUHP.

Masdar yang juga menjabat sebagai anggota dewan pertimbangan MUI ini memastikan, Alquran hanya menyebutkan bahwa dilarangnya memilih pemimpin non-muslim bila pemimpin tersebut nyatanya memusuhi, memerangi, dan mengusir rakyatnya yang mayoritas muslim. Dengan konsep negara kebangsaan juga semua rakyat tidak boleh mendiskriminasikan orang di ruang publik hanya karena primordial.

"Nanti kalau ada isu SARA, isu agama, ada orang yang sukunya beda tidak boleh dipilih, yang etnisnya beda tidak bleh dipilih, rusak negeri ini. Ini negara kebangsaan bukan agama. Agama boleh dirujuk tetapi sebagai sumber moralitas," ungkap Masdar.rima
pernyataan Jokowi soal agama dan politik Membuat DPR kebakaran Jenggot,itu Kan Sudah Ketetapan Pemerintah yang Dulu-dulu

pernyataan Jokowi soal agama dan politik Membuat DPR kebakaran Jenggot,itu Kan Sudah Ketetapan Pemerintah yang Dulu-dulu

Jokowi di Tapanuli Tengah. ©humas gubernur sumut

Dua kiai Nahdlatul Ulama (NU) beda pandangan soal pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang minta agama dipisahkan dengan politik. KH Said Aqil Siradj setuju dengan pendapat Jokowi, tapi KH Ma'ruf Amin menilai, agama dan politik justru harus saling menopang.

Pernyataan Jokowi ini rupanya tak cuma menjadi polemik di kalangan pemuka agama. Di DPR, soal politik dan agama juga turut menjadi perbincangan.

Wakil Ketua DPR ZonFadli  menilai, agama tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial politik. Dia menegaskan, agama menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia melingkupi seluruh aspek kehidupan baik ekonomi, politik, hingga hukum.

"Agama dalam masyarakat Indonesia sudah menjadi realita sosial sekaligus politik, yang tak dapat dipisahkan. Secara historis, semangat ini sudah sejak awal diakui para pendiri negara ini," kata Fadli melalui keterangan tertulisnya, Rabu (29/3).

Fadli bercerita, dulu wakil presiden pertama Muhammad Hatta pernah mengingatkan Presiden RI kedua Soeharto agar RUU Perkawinan harus disesuaikan dengan masukan umat Islam. Menurutnya, Bung Hatta menyatakan muslim berjuang membela tanah air bukanlah suatu pilihan, namun merupakan tugas hidup.

"Ini menandakan agama melekat dalam masyarakat kita," tegasnya.

Politisi Partai Gerindra melanjutkan, dalam poin pertama dasar Negara, Pancasila juga menyebutkan prinsip Ketuhanan yang Maha Esa. Fadli menilai, prinsip ini menandakan agama dan politik tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Upaya memisahkan agama dan politik justru akan menimbulkan masalah.

"Justru pemisahan agama dan politik bisa menimbulkan masalah. Apalagi kalau menganggap agama sebagai candu seperti Karl Marx atau racun seperti kata Mao Tse Tung. Agama adalah tuntunan hidup bagi umatnya dan dijamin oleh konstitusi," tandasnya.

Sementara Politikus Partai Golkar, Zainuddin Amali mencoba meluruskan maksud Jokowi. Dia mengatakan, Jokowi berharap tidak ada yang menggunakan agama untuk menekan lawan politik.

"Tapi kewajiban kita sebagai umat beragama kita jalankan. Tapi jangan mempertentangkan itu apalagi membuat itu menjadi alat untuk penekan satu sama lain," kata Amali.

Ketua Komisi II DPR ini menyebut, empat pilar kebangsaan bisa menjadi rujukan untuk mengantisipasi gesekan dalam Pemilu. Untuk itu, Ketua Komisi II DPR ini menyarankan agar semua warga negara menjalankan tugasnya sesuai koridor empat pilar kebangsaan itu.

"Ini normal biasa saja, enggak ada yang istimewa dari situ sepanjang pegangan kita, ya MPR kan selalu sampaikan bahwa 4 pilar itu harus menjadi pegangan kita. Enggak ada, soal ideologiya ideologinya Pancasila, enggak boleh ada pikiran atau kita bermimpi kita mau ganti-ganti dengan ideologi lain," tegasnya.

Amali mencontohkan, saat dia menjalankan ibadah, maka segala jabatan politis akan ditinggalkan.

"Misalnya saya kan enggak dilarang misal waktu Zuhur saya saat, kan gitu kan. Tapi setelah itu saya kembali beraktivitas lagi sbagai anggota DPR kan suatu hal yang biasa. Jadi, saya tidak membawa bahwa saya harus salat kemudian aktivitas di DPR harus berhenti, kan itu enggak ada," sambung Amali.

Pernyataan Jokowi ini juga mengundang komentar dari Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra. Menurut dia, sejak Indonesia merdeka, politik dan agama tidak bisa dipisahkan.

Yusril memaparkan, beberapa sejarah pemikiran politik tanah air dan keterkaiatan hubungan agama dan negara yang terkandung dalam debat-debat bersejarah. Menurut Yusril, debat hubungan agama dengan negara yang menjadi topik hangat dalam sidang BPUPKI ketika the founding fathers merumuskan falsafah bernegara, dan berujung dengan kompromi, baik melalui Piagam Jakarta 22 Juni maupun kompromi tanggal 18 Agustus 1945. Kompromi ini melahirkan kesepakatan Pancasila sebagai landasan falsafah bernegara yang merupakan salah satu contoh kuatnya keterkaitan hubungan agama dan negara.

Debat kembali terulang dalam sidang Konstituante yang berakhir dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang merupakan upaya mencari jalan tengah supaya dapat diterima oleh semua golongan. Dekrit Kembali ke UUD 45 akhirnya diterima secara aklamasi oleh DPR hasil Pemilu 1955, termasuk oleh Fraksi Partai Masyumi yang menerimanya sebagai 'sebuah kenyataan' meski di Konstituante partai itu memperjuangkan Islam sebagai dasar negara.

Yusril menambahkan, dengan diterimanya Pancasila sebagai landasan falsafah bernegara, maka Negara Indonesia adalah jalan tengah antara Negara Islam dan Negara Sekular. Yusril mengutip perkataan Prof Soepomo dalam sidang BPUPKI yakni 'negara yang memisahkan urusan keagamaan dengan urusan kenegaraan.' Negara berasaskan falsafah Pancasila, menurut Yusril, adalah kompromi yang dapat menyatukan antara pendukung Islam dan pendukung Sekularisme.

"Jalan tengah yang bersifat kompromistis ini tidak perlu diutak-atik lagi dengan ajakan pemisahan politik dengan agama oleh Presiden Jokowi," jelas Yusril.

Dia beranggapan, ajakan Presiden diungkapkan tanpa pemahaman mendalam tentang latar belakang historis dan implikasi politik yang berpotensi menimbulkan debat filosof tentang landasan negara Indonesia.

Dalam penjelasannya, Yusril mengilasbalik isi pidato Soekarno tanggal 1 Juni 1945 tentang ke-Tuhan-an ditempatkan dalam urutan kelima sesudah empat sila yang lain. Sila Ke-Tuhan-an, Menurut dia, sila tersebut dapat diperas menjadi ekasila, yakni Gotong Royong.

Selain itu, dalam kompromi tanggal 22 Juni dan 18 Agustus 1945, sila Ketuhanan ditempatkan pada urutan pertama, yang menandai Ketuhanan Yang Maha Esa adalah fondasi utama dalam kita membangun bangsa dan negara. Jika dilihat dari konteks historis, Yusril beranggapan secara filosofis mustahil untuk memisahkan agama dari negara, dan memisahkan agama dari politik.

"Saya dapat mengatakan bahwa ajakan Presiden Jokowi itu bersifat a-historis, atau tidak punya pijakan sejarah sama sekali," ujar dia.

Dalam membangun bangsa dan negara yang masih banyak ditandai dengan prilaku korupsi para pemimpin dan politisinya, Yusril berasumsi usaha untuk memperkuat etik keagamaan dalam berpolitik akan menjadi sangat penting. Pada akhir keterangannya, Yusril mengatakan teringat ucapan filosof Jerman, Immanuel Kant yang mengatakan, 'barangsiapa mencari sistem moral yang paling kukuh, maka dia tidak akan mendapatkannya melainkan dalam ajaran agama'.

"Saya berkeyakinan pandangan Immanuel Kant ini sejalan dengan falsafah negara kita sebagai negara Pancasila," jelas Yusril.[rnd][merdeka]

Mbah Fanani 19 Tahun Bertapa di Dieng, Berikut Kelinuwihan Daya Batin dan Kemisteriusanya




Mbah Fanani, 19 tahun bertapa di Jalan Raya Dieng, RT 1 RW 1, Desa Diengkulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, dikenal sebagai sosok pria misterius. Sebab, dia tidak pernah bicara sama sekali dan hingga kini belum ada yang mengetahui asal usul, maksud, serta tujuan dirinya bertapa.

Mbah Fanani bertapa di sebuah tenda kecil depan rumah warga. Di menghabiskan waktu belasan tahun di dalam tenda tanpa beraktivitas apa pun. Pria yang memiliki usia sekitar 60 tahun itu, kebal dengan dinginnya udara Dieng. Meskipun panas terik, hujan badai Mbah Fanani tidak pernah sekali pun terlihat beranjak dari tendanya tersebut. Dia hanya diam, duduk sembari berselimut kain hitam.

Akan tetapi dengan kebiasaan dan keanehannya itu, Mbah Fanani dianggap memiliki kesaktian oleh banyak orang. Terbukti dengan setiap harinya banyak tamu yang selalu mengunjungi Mbah Fanani dengan tujuan yang berbeda-beda. Bahkan, warga setempat mengungkapkan bahwa tamu pria yang mempunyai rambut gimbal hingga bermeter-meter itu datang dari kalangan habib dan ustaz.

"Yang saya heran banyak orang yang datang dari berbagai daerah yang datang ke Mbah Fanani, mulai dari habib-habib, ustaz, anak-anak pondok pesantren, orang biasa ngga tahu mau ngapain," kata Narti (36) salah seorang warga yang rumahnya seberang tenda Mbah Fanani, saat ditemui baru-baru ini.

Entah siapa Mbah Fanani ini sehingga bisa menyedot perhatian orang-orang yang mengunjunginya. Yang pasti para tamu atau pun warga sekitar percaya kalau Mbah Fanani memiliki kesaktian. Berikut kesaktian Mbah Fanani yang diungkap warga:

5 Kesaktian Mbah Fanani yang dipercayai orang-orang;

1. Mbah Fanani pernah ditemui di Makkah

Percaya atau tidak, banyak orang meyakini kesaktian Mbah Fanani. Salah satu cerita disampaikan oleh Taifin, ketua RT 1/RW 1 Desa Diengkulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Dia bersama istrinya menceritakan Mbah Fanani pernah ditemui di Makkah, Arab Saudi, oleh seorang warga Banjarnegara.

"Pernah ada yang ketemu Mbah Fanani di Makkah. Waktu itu cleaning service Ka'bah yang ketemu, kebetulan dia itu orang Banjarnegara. Katanya pas dia ngepel lantai sekitar Ka'bah ketemu dan kenalan. Dia ngaku namanya Mbah Fanani dan tinggal di Dieng. Nah pas si cleaning service pulang kampung, dia ke sini nyari Mbah Fanani terus pas ditemuin katanya emang benar dia (Mbah Fanani) yang waktu di Makkah ketemu," kata Taifin.

Warga pun kemudian merasa heran mendengar pengakuan tersebut. Sebab, selama ini Mbah Fanani diketahui hanya berdiam diri di tenda dan tak pernah terlihat pergi ke mana pun. Jangankan ke Makkah, sepengetahuan dia, Mbah Fanani 19 tahun tidak pernah keluar dari tenda.

"Memang kalau secara logika itu sulit untuk dipercaya. Tapi kenyataannya ada yang ngaku begitu dan sampai datang ke sini," ujar Taifin.

Hingga kini belum diketahui secara pasti asal usul Mbah Fanani. Namun, ada beberapa orang yang mengaku keluarga dan menyebut bahwa dia berasal dari Cirebon, Jawa Barat.


2. Setiap masuk waktu salat, Mbah Fanani menghilang dari tenda

Bicara soal hal mistis maupun gaib bisa percaya atau tidak. Konon dia tidak pernah ada di tendanya saat masuk waktu salat lima waktu.

"Kalau pas salat 5 waktu, Mbah Fanani juga enggak pernah ada di tendanya. Dia hilang enggak tahu ke mana," kata istri Taifin, Ketua RT 1/RW 1, Desa Diengkulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Soal adanya pengakuan dari berbagai pihak soal kesaktian Mbah Fanani, Taifin tidak pernah menyangkalnya. Namun, dia percaya semua ketentuan sudah diatur oleh Allah S.W.T.

"Dibilang sakti ya sakti, bukti kesaktiannya yang bisa dilihat oleh mata yaitu belasan tahun hidup di tenda terpal enggak pakai alas. Kehujanan, kepanasan, padahal dingin banget di sini, dia bisa bertahan. Mungkin kalau orang kaya kita, sebulan sudah meninggal. Itulah yang bisa dilihat saktinya. Kalau yang lainnya bisa mendatangkan rezeki atau jodoh atau yang lainnya, kurang tahu. Yang merasakan yang suka datang. Kalau warga sini, percaya enggak percaya. Saya mah wallahualam," kata Taifin.

Mbah Fanani sudah bertapa selama 19 tahun di Jalan Raya Dieng, RT 1/RW 1, Desa Diengkulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Dalam menjalani ritual bertapa, Mbah Fanani tetap makan dan minum seperti biasa. Makanan setiap hari diberikan oleh warga yang rumahnya berada di belakang tenda Mbah Fanani.

Hingga kini belum diketahui secara pasti asal usul Mbah Fanani. Namun, ada beberapa orang yang mengaku keluarga dan menyebut bahwa dia berasal dari Cirebon, Jawa Barat.

3. Tenda Mbah Fanani dilempar botol minum, pelakunya kecelakaan


Berbagai cerita diungkapkan beberapa saksi soal kelebihan Mbah Fanani memang sulit dipercaya. Namun, meski demikian, warga Dieng menegaskan semua cerita itu tanpa rekayasa. Entah kebetulan atau pun tidak, cerita di balik mistis sosok Mbah Fanani diungkap oleh Narti (36), warga yang rumahnya berada di depan tenda Mbah Fanani.

Menurut Narti, dulu pernah ada orang dari melempar botol minuman ke depan tenda Mbah Fanani dari dalam mobil. Tak lama setelahnya, mobil itu kecelakaan.

"Pernah ada orang ngelempar botol air mineral ke depan tenda Mbah Fanani, terus pas di perjalanan, orang itu katanya ngerasa gelap, enggak bisa lihat apa-apa, dan akhirnya kecelakaan," kata Narti saat ditemui beberapa waktu lalu.

Selain itu, lanjut Narti, ada sebuah mobil yang bannya bocor, tiba-tiba ban itu melayang di atas tenda Mbah Fanani. Warga yang menyaksikan berteriak karena menduga ban tersebut akan jatuh tepat ke atas tenda Mbah Fanani.

"Tapi ternyata ban itu melewati tendanya Mbah Fanani, semua yang melihat takut kalau bakal kena Mbah," tuturnya.

Warga pun dibuat heran saat ban tersebut bisa melewati tenda Mbah Fanani. Padahal jika dilihat arah jatuhnya ban, sudah pasti menimpa tenda Mbah Fanani.

4. Mbah Fanani bisa rasakan aura negatif para tamu

Mbah Fanani sosok orang terbilang unik. Sebab, selama 19 tahun dia hanya diam tak pernah berkomunikasi apapun. Dari keunikan itu, malah banyak orang berdatangan menemuinya. Tapi ternyata, tidak semua orang yang bisa masuk ke dalam tenda untuk menemuinya.

Bukan karena dia menakutkan atau menyeramkan, konon dia bisa merasakan jika orang yang datang bertujuan tidak baik. Mbah Fanani akan mengusir dengan kode lambaian tangan atau jarinya. Namun apa bila batinnya merasa orang tersebut baik, maka Mbah Fanani pun akan mengajak masuk dengan lambaian jarinya pula.

"Dia tahu kalau kira-kira orang yang datang tujuannya enggak baik, Mbah Fanani pasti enggak mau (ditemui) dan ngusir," kata Narti (36) warga sekitar, saat ditemui beberapa hari lalu.

Tak hanya itu, warga sekitar pun tidak semua bisa mendekatinya. Mbah Fanani pernah menolak beberapa warga dianggap kurang pas di hatinya, ketika akan memberi makan atau membersihkan tendanya.

"Bukan cuma tamu, sama warga di sini juga ada yang enggak mau kalau dikasih makan atau bersihin tendanya. Yang setiap hari ngasih ya ibu Uripah, yang punya rumah belakang tendanya," ujar Narti.

Bahkan, jika Mbah Fanani tidak ikhlas, setiap tamu yang berkunjung lalu meminta foto maka hasilnya tidak terlihat.

"Kalau enggak ikhlas foto juga enggak kelihatan. Saya sering lihat tamu foto tapi hasilnya enggak ada. Sering saya lihat begitu," kata Widodo (55), salah seorang warga.

5. Banyak orang sowan ke Mbah Fanani minta nomor togel hingga jodoh

Keberadaan Mbah Fanani yang bertapa di Jalan Raya Dieng, RT 1/RW 1, Desa Diengkulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, membuat banyak orang dari berbagai daerah berdatangan. Pria yang tak pernah bicara itu dianggap memiliki kesaktian dan kemampuan di luar akal manusia.

Seperti yang diungkapkan Widodo (55) salah satu warga setempat. Dia menceritakan, dulu kakak perempuannya pernah kehilangan kalung saat bertani di ladang. Lalu dia mendatangi Mbah Fanani menceritakan kejadian yang dialaminya dan berharap kalungnya bisa ditemukan.

"Waktu itu, mbak saya pernah kalungnya hilang di ladang, terus dia datang ke Mbah Fanani minta tolong. Eh besoknya tiba-tiba kalung itu ketemu," kata Widodo saat ditemui pekan lalu.

Selain itu, Widodo pernah mencoba datang ke Mbah Fanani meminta nomor togel. Namun saat itu Mbah Fanani hanya menunjuk ke luar.

"Saya juga pernah minta rezeki, saya bilang 'Mbah, saya minta rizki, minta nomor', tapi dia nunjuk ke luar pas ada mobil lewat. Saya pikir apa nomor mobil yang lewat atau saya suruh keluar. Tapi saya lihat mobil udah jauh," ujarnya.
baca juga;[Utusan Ke-9 Setelah Nabi Adam,SEMAR Sang Pembawa Ajaran Langit]
Meskipun tidak mengetahui pasti tujuan tamu yang datang ke Mbah Fanani, namun dari pengamatan Widodo, dia menduga mereka datang sama seperti dirinya, yaitu meminta rizki atau pun jodoh.
baca juga;[Kasus Pecalang Dengan Abdulah Terlibat Saling Pukul di Hari Raya Nyepi]
"Paling yang pada datang juga sama, minta jodoh juga mungkin. Beberapa hari lalu malah ada cewek pakai baju seksi terus dandanan menor datang. Saya rasa cewek nakal, datang ke si Mbah. Udah gitu lama banget, ada kali sejam enggak keluar-keluar. Saya juga sempat heran itu cewek kok lama, terus minta pemuda intip dia ngapain, eh ternyata enggak ngapa-ngapain. Mungkin minta jodoh kali hehe," ucap Widodo sambil berseloroh.
baca juga;

[Terkuak Rahasia Rakyat Nusantara Dari Hindu Menjadi Muslim,Rasulullah Adalah Nabi yang Dinantikan Ribuan Tahun Oleh Umat Hindu]

[8 Agama Asli Indonesia Tak Pernah Diakui oleh Pemerintah]
Dipercaya atau tidak Mbah Fanani konon bisa membantu kesulitan dan permintaan tamu. Oleh karena selama 19 tahun tenda Mbah Fanani tak pernah sepi dari pengunjung.
baca juga;
[Rahasia di Balik Lapindo,Tersirat Prediksi Brawijiyo-Kalijogo-Noyogenggong Sebagai Awal Kebangkitan Nusantara]

Misteri Kampung Keputihan, Akar Budaya Bertahan Hidup di Rumah Gubug Beratap Welit


PULUHAN rumah bilik dengan menggunakan atap “welit” (terbuat dari daun tebu kering) yang terhampar di atas tanah seluas lebih kurang tiga hektar di kampung Keputihan, Desa Kertasari, Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon, Jawa Barat yang berdiri di antara rumpun bambu dan pohon lainnya kini mulai terpinggirkan dan mulai ditinggalkan keturunannya.

Rumah-rumah gubuk tersebut tetap dipertahankan keasriannya oleh masyarakat setempat, karena selain memang rata-rata dihuni keluarga yang tergolong rumah tangga miskin, juga keyakinan tidak boleh membangun rumah permanen tetap hidup turun temurun. Sekarang mulai sedikit bergeser yang dulu menggunakan atap welit yang terbuat dari daun tebu, kini ada yang menggunakan asbes seng gelombang.

Juga kampung seluas kira-kira tiga hektar yang dulu hanya dihuni sekira 30 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 107 jiwa tersebut, kini banyak ditinggalkan keturunannya. Sejumlah anak keturunan dari Kampung keputihan, setelah menikah atau ekonominya meningkat, ia memilih membangun rumah permanen di kampung lain, kata Pejabat Kuwu Desa Kertasari Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon, Sarika.

Pada tahun 1960-an hingga akhir tahun 1990-an jumlah rumah yang ada tetap 17 buah, namun, belakangan terus berkurang dan sekarang tinggal 12 rumah gubuk yang letaknya tersebar di lokasi itu. Semakin sedikitnya jumlah rumah tersebut, dikarenakan pindah ke kampung lain atau sudah tidak ada lagi keluarga yang menempatinya karena meninggal dunia, jelas Sarika.

“Memang betul warga kampung Keputihan di Desa Kertasari sampai sekarang tetap mempertahankan rumah gubuk. Jika warga ingin membuat rumah permanen atau yang bagus dia membeli tanah di luar kampung Keputihan, tapi sekarang sudah masuk jalan aspal ke kampung ini,” terang Pj.Kuwu Sarika .

Sarika mengaku tidak tahu persis terkait misteri di kampung Keputihan. Namun, yang pasti warga di sana tetap dihantui ketakutan membangun rumah permanen. Bahkan ketika ada proyek PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat), terpaksa MCK (mandi-cuci-kakus) nya dibangun di luar kampung tersebut. Padalah tujuan pemerintah desa mengalokasikan di kampung tersebut, agar terpiliharanya kesehatan lingkunan dan tidak ada lagi yang “dolbon” (membuang air besar di kebon).
Menurutnya untuk melestarikan rumah-rumah gubuk budaya atap welit tiap tahunnya memerlukan biaya tidak sedikit dan perlu perhatian khusus dari pemerintah daerah. Karena sekarang welit sudah sulit didapatkan, karena di wilayahnya sawah tidak lagi ditanam tebu.

Patahkan pantangan

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di Keputihan kini ada seorang pendatang asal Kabupaten Subang yang diduga ingin mematahkan pantangan tersebut. Pria berusia empat puluh tahunan itu bernama Carmun yang dikenal memiliki kekuatan supranatural. Dia membangun rumah permanen di sisi barat kampung tersebut.

Untuk melastarikan budaya rumah welit, sudah seharusnya menjadi program pemerintah daerah (Dinas Budaya Pariwisata Pemuda dan Olah Raga) Kabupaten Cirebon, agar tiap tahun menganggarkan untuk pembelian welit yang terbuat dari daun tebu., sehingga perpaduan keyakinan masyarakat setempat dengan rumah welit, bisa dijadikan budaya daerah setempat, paparnya. Sarika mengakui, sejak dia kecil hingga sekarang melihat kampung Keputihan tetap asri dan teduh, rumah-rumahnya pun tetap gubug. Namun, dia tidak tahu asal-usul kampung tersebut hingga mengandung misteri. Bahkan telah dipesan oleh Lebe Sholeh agar tidak turut campur tentang Keputihan.

Kondisi rumah yang sama-sama gubug, mengakibatkan kehidupan rumah tangga di sana tampak tenteram. Sumber kehidupan warga setempat rata-rata buruh tani, sebagian pekerja anyaman mebeler rotan dan perajut net. Namun, meskipun rumah bilik, banyak di antaranya yang memiliki sepeda motor bagus, bahkan, beberapa tahun lalu ada warga yang memiliki kendaraan roda empat. Akan tetapi karena secara ekonomi sudah mapan, warga tersebut akhirnya pindah dari Keputihan.

Selain sepeda motor, pesawat televisi juga ada, sementara listriknya menyambung dari kantor desa. Masuknya aliran listrik ini sepertinya sedikit berpengaruh pada sebagian warga. Ada beberapa di antaranya yang telah berani menggunakan atap asbes dan seng, bahkan, menjadikan rumahnya sebagai tempat usaha subkontraktor kerangka mebeler aluminium yang nantinya dipadukan dengan anyaman rotan atau plastik.***

Nurdin M Noer, Pemerhati Kebudayaan Lokal.cirebontrust
Back To Top